ARTICLE AD BOX
Football5Star.net, Indonesia – Debut gemilang dijalani Ruud van Nistelrooy sebagai manajer Leicester City. Rabu (4/12/2024) dini hari WIB, dia membawa The Foxes menang 3-1 atas West Ham United yang sekaligus memutus rentetan 6 laga tanpa kemenangan. Hasil itu tentu saja membuat dia senang, tapi juga tidak lantas melenakannya.
Ada satu hal yang membuat Van Nistelroy cukup resah. Itu adalah statistik sang lawan yang diwarnai 31 tembakan sepanjang pertandingan. Dari jumlah itu, 10 tembakan di antaranya tepat mengarah ke gawang. Untungnya, hanya ada 3 peluang emas yang tercipta dan semuanya mampu dimentahkan kiper Mads Hermansen.
“Itu sesuatu yang harus kami perbaiki. Itulah kenyataannya. Namun, semangat dari tim ini, energinya, dan semua pemain melakukan apa yang dapat dilakukan tanpa bola, saya telah melihatnya,” kata Ruud van Nistelrooy selepas pertandingan seperti dikutip Football5Star.net dari BBC.
Bukan hanya sang manajer, bek Conor Coady pun geregetan oleh 31 tembakan yang dilepaskan The Hammers. “Aku tak suka mendengar (statistik) itu. Aku agak kesal ketika Anda mengatakan itu! Sudah barang tentu, itu perlu diubah karena kami tak boleh membiarkan begitu banyak tembakan dari lawan,” ucap bek berumur 31 tahun itu.
Pragmatisme Ruud van Nistelrooy
Terlepas dari hal itu, Ruud van Nistelrooy tak melupakan hal terpenting pada laga debutnya sebagai manajer Leicester City, yakni merebut kemenangan. Maklum, The Foxes menelan 5 kekalahan dan 1 kali imbang pada 6 laga sebelumnya. Itu sebabnya, dia tetap senang meskipun sadar ada banyak hal yang masih harus dibenahi.
“Kami tahu level Premier League. Kami juga tahu harus selalu benar dalam setiap laga yang dijalani. Kami harus berlatih dan mengembangkan serangan balik, pertahanan, penguasaan bola. Banyak hal yang harus dikerjakan, tapi saya senang dengan 3 poin ini,” ujar pria yang sebelumnya sempat jadi manajer sementara Manchester United tersebut.
Hal itu selaras dengan sikap realistis dan pragmatis yang ditunjukkan Van Nistelrooy pada konferensi pers pertamanya sebagai manajer Leicester. Dia menekankan, kemenangan adalah target utamanya dalam setiap laga dan bisa saja itu harus diraih dengan mengorbankan gaya main ideal yang diinginkannya.
Saat menghadapi West Ham, sikap pragmatis Van Nistelrooy terlihat dari putusannya membuat Leicester bermain bertahan dan mengandalkan serangan balik. Hal itu didasarkan pada kesadaran bahwa The Foxes bukanlah tim yang dominan di Premier League. Mereka saat ini hanyalah tim semenjana.