ARTICLE AD BOX
Football5Star.net, Indonesia – Berita duka menyelimuti sepak bola Indonesia setelah Rudy Keltjes dikonfirmasi meninggal dunia. Sosok yang sempat dijuluki Franz Beckenbauer-nya Indonesia itu meninggalkan bekas istimewa dalam kancah sepak bola Tanah Air.
Nama sosok kelahiran Situbondo itu memang cukup tenar pada masanya, terutama untuk masyarakat sepak bola Surabaya. Bukan tanpa alasan, dia menjadi legenda sepanjang masa Persebaya setelah sukses hebat pada era Perserikatan, tepatnya musim 1977.
Saat itu, Rudy Keltjes bukan cuma membawa Persebaya juarai Perserikatan. Tapi, dia jua menjadi pemain terbaik. Istimewanya lagi, sosok yang ketika masih aktif sebagai pemain berposisi gelanda itu berhasil menjadi penentu keberhasilan Bajul Ijo. Saat itu, satu-satunya gol dia membawa Persebaya juara ketika kalahkan Persija Jakarta pada partai puncak.
“Saya mencetak gol ketiga lewat solo run dari belakang. Posisi saya saat itu adalah libero. Saya melewati tiga pemain yakni Didik Darmadi, Oyong Lisa dan Suaeb Rizal,” kenang Rudy Keltjes beberapa waktu lalu dikutip dari kanal Youtube Pinggir Lapangan.
Rudy Keltjes Kian Berkibar di Niac Mitra
Setelah mengukir sukses di Persebaya, Rudy Keltjes lantas menyeberang ke Niac Mitra. Di sana, dia kian berkibar dengan meraih dua gelar sekaligus trofi pada era Galatama. Tak cuma juarai Galatama, Rudy jua bawa Niac Mitrajuarai gelar Aga Khan di Bangladesh, 1979.
Pada turnamen ini, Rudy mengalahkan klub Cina, Liaoning melalui adu penalti Berkat aksi-akisinya itu, media massa sampai menyamakan gaya permainan Rudy dengan Franc Beckenbauer karena umpan-umpannya yang berkelas untuk para striker di lini depan.
Kini, Rudy Keltjes telah berpulang. Dia memang sudah pergi, tetapi kenangannya tetap abadi untuk sepak bola Indonesia.