Mikel Arteta Bela Taktik Negatifnya Melawan Manchester City

1 month ago 8
ARTICLE AD BOX

Football5Star.net, Indonesia – Pelatih Arsenal, Mikel Arteta membela taktik negatif yang ia terapkan saat imbang 2-2 melawan Manchester City. Dia mengatakan bahwa taktik itu dia terapkan karena belajar dari pengalaman.

The Gunners kebobolan gol penyeimbang pada menit ke-98 di Stadion Etihad, setelah mereka bermain dengan 10 pemain menyusul kartu merah Leandro Trossard pada tambahan waktu babak pertama.

Gabriel Magalhaes Apa yang Dilakukan Erling Haaland Normal 2 (Mirror)Mirror

Arsenal dituduh membuang-buang waktu saat melawan City, dengan John Stones dan Kyle Walker mengatakan The Gunners menggunakan “ilmu hitam” saat mempertahankan keunggulan 2-1 mereka. Arteta membela taktiknya.

“Ya, kami harus memainkan permainan yang harus kami mainkan. 15 menit pertama, kami tidak bisa. Mereka (City) sempat bermain 30 detik dengan 10 pemain. Lihat apa yang mereka lakukan. Itu hal yang wajar,” kata Arteta seperti dikutip Football5Star dari BBC.

“Sayangnya kami pernah mengalami situasi yang sama. Kami pernah mengalami situasi yang sama dengan Granit (Xhaka terkena kartu merah) saat kami kalah 5-0 (pada tahun 2021). Jadi, sebaiknya kami belajar. Kalau tidak, saya akan sangat bodoh.”

Mikel Arteta Soal Pemain-pemain Cedera

Mikel Arteta Ogah Komentari Kinerja Wasit Michael Oliver (Sky Sports)Sky Sports

David Raya, Jurrien Timber, Riccardo Calafiori, dan Gabriel Martinelli semuanya mengalami kram pada babak kedua di Etihad, yang menyebabkan tuduhan membuang-buang waktu dari pihak City

Namun Arteta mengatakan The Gunners akan bermain tanpa pemain yang cedera untuk pertandingan Carabao Cup melawan Bolton (26/9/24).

“Saya lebih suka fakta daripada kata-kata, atau anggapan. Mari kita lihat siapa yang tersedia besok dan kemudian kita bisa bicara tentang ilmu hitam atau hal-hal semacam ini,” ujarnya.

“Sayangnya, ya, akan ada beberapa pemain yang tidak tersedia.”

Ketika ditanya apakah ada cedera serius yang dialami saat melawan City, Arteta berkata: “Kita harus menunggu. Salah satunya.”

Read Entire Article