ARTICLE AD BOX
Football5Star.net, Indonesia – Pelatih Liverpool, Arne Slot tak mau jemawa setelah timnya kini duduk nyaman di puncak klasemen dengan selisih 8 poin dari Manchester City yang berada di posisi kedua. Slot mencontohkan Arsenal musim lalu.
Liverpool berhasil mengalahkan Southampton dengan skor 3-2 pekan ini dan di saat yang sama, Man City kalah telak dari Tottenham 0-4. Kekalahan itu merupakan kekalahan ketiga secara beruntun City di Premier League dan membuat selisih kedua tim menjadi 8 poin.
Slot mengingatkan bahwa musim masih panjang dan dia mencontohkan musim lalu di mana Arsenal sempat memimpin puncak klasemen juga dengan selisih 8 poin dari City, tapi City yang menjadi juara.
“Kami tahu apa yang harus kami lakukan untuk meraih liga ini dan kemenangan ini. Ada satu atau dua pertandingan yang dimenangkan dengan selisih besar, tetapi sisanya hanya dengan selisih kecil,” kata Slot seperti dilansir Football5Star dari The Guardian.
“Kami tahu betapa sulitnya memenangkan pertandingan dan para pemain ini telah berada di Premier League lebih lama dari saya.
“Saya pikir tahun lalu (2022-23), bahkan di akhir musim, Arsenal unggul delapan poin dan City bangkit. Anda tahu jika Anda menghadapi Arsenal, City, Chelsea, Tottenham juga hebat (dalam mengalahkan City 4-0), mereka semua mampu memenangkan begitu banyak pertandingan berturut-turut.
“Senang berada di posisi ini, tetapi kami jelas tidak akan terbawa suasana.”
Arne Slot Puji Mohamed Salah
Dua gol yang dicetak Mohamed Salah di laga lawan Southampton membuat pemain timnas Mesir itu mampu mencetak gol dalam 5 laga beruntun Premier League.
“Sangat bagus bahwa Mo mencetak gol pada saat itu. Itu bukan periode terbaik dalam permainan, jadi dia membantu kami dengan itu dan kemudian setelah itu kami mendominasi begitu banyak hal, mereka menjadi lelah,” ujar Slot.
“Itulah yang dilakukan pemain-pemain istimewa. Mereka dapat mencetak gol entah dari mana.
“Itu tidak sepenuhnya tiba-tiba karena umpan dari Gravenberch juga merupakan umpan yang hebat, tetapi Mo dikenal karena waktu larinya yang tepat, dia merasakan momen yang tepat untuk berlari di belakang garis terakhir, dan biasanya Anda tahu dia tidak offside karena dia selalu menemukan momen yang tepat, dan kemudian dia mencetak gol, yang sangat membantu kami.”