Legenda Italia, Salvatore Schillaci Tutup Usia

1 day ago 1
ARTICLE AD BOX

Football5Star.net, Indonesia – Kabar duka datang dari dunia sepak bola. Legenda Italia, Salvatore Schillaci meninggal dunia pada usia 59 tahun. Eks pemain Juventus dan Inter itu meninggal karena kanker usus besar.

Schillaci telah didiagnosis menderita kanker usus besar pada tahun 2022, dan baru mengungkapkan penyakitnya setahun kemudian pada bulan Januari 2023.

Legenda Italia, Salvatore Schillaci Tutup Usia (@Palermoofficial)@Palermoofficial

Ia dirawat di rumah sakit pada tanggal 7 September dan dilaporkan dalam kondisi stabil. Namun pada Rabu pagi waktu setempat, sang mantan pemain dikonfirmasi tutup usia (18/9/24).

‘Toto’ lahir di Pulau Sisilia, tepatnya Palermo dan memulai karier profesionalnya di Messina pada 1982 yang saat itu bermain di Serie C2, divisi keempat Liga Italia.

Ciao Totò pic.twitter.com/Wh5IMkIGLt

— JuventusFC 🇬🇧🇺🇸 (@juventusfcen) September 18, 2024

Dia mampu membawa Messina promosi sampai ke Serie B pada 1986 dan puncaknya pada musim 1988-89, dia mampu menjadi topskorer Serie B dengan 23 gol.

Performa itu membuatnya dilirik oleh raksasa Italia, Juventus, yang merekrutnya untuk musim 1989-90.

Salvatore Schillaci Pahlawan Italia di Piala Dunia 1990

Legenda Italia, Salvatore Schillaci Tutup Usia (@AzzurriEn)@AzzurriEn

Karier Schillaci yang paling atau mungkin yang satu-satunya diingat oleh banyak orang tentu adalah saat di Piala Dunia 1990. Sang pemain merupakan pemain yang paling mengejutkan di turnamen tersebut.

Performa apiknya bersama Juventus di musim pertamanya membuat Toto dipanggil ke skuad Italia untuk Piala Dunia 1990 di mana mereka menjadi tuan rumah. Pencapaian yang luar biasa untuk pemain yang setahun sebelumnya masih bermain di Serie B.

You allowed a whole nation to dream during the Notti Magiche of Italia '90🇮🇹💙

FC Internazionale Milano extends its condolences to the Schillaci family upon Totò's passing. #FCIM pic.twitter.com/zycdd77MnF

— Inter ⭐⭐ (@Inter_en) September 18, 2024

Schillaci awalnya diproyeksikan hanya untuk menjadi penyerang pelapis. Namun justru menjadi starter setelah dua laga pertama hanya masuk sebagai pemain pengganti. Dia berhasil membawa Italia menjadi peringkat tiga terbaik, meraih Golden Boot dengan 6 gol dan meraih Golden Ball.

Tapi sayangnya setelah Piala Dunia 1990, kariernya menurun. Dia hanya mencetak satu gol lagi untuk Italia setelah itu dan tak pernah dipanggil kembali setelah 1991.

Catatan golnya di klub juga terus menurun. Dia meninggalkan Juventus pada 1992 dan pindah ke Inter, sebelum akhirnya pergi ke J-League pada 1994 untuk bermain bersama Jubilo Iwata dan pensiun pada 1999.

Read Entire Article