ARTICLE AD BOX
Football5Star.net, Indonesia – Oliver Baumann, kapten TSG 1899 Hoffenheim, punya permintaan khusus kepada para fan yang melakukan boikot sejak awal musim ini. Sang kapten yang juga kiper andalan Achtzehn99 menilai kehadiran mereka sangat dibutuhkan tim yang sedang terpuruk saat ini.
Achtzehn99 mengalami masa buruk. Tim asuhan Pellegrino Matarazzo mengalami 3 kekalahan beruntun. Mereka dihajar 1-3 oleh Eintracht Frankfurt, takluk 1-4 dari sang juara bertahan, Bayer Leverkusen, dan terakhir ditekuk 1-2 oleh tim yang musim lalu finis di papan bawah, Union Berlin.
“Hanya dengan bersama-sama kita dapat dan akan meraih sesuatu para musim ini. Kami sebagai tim di lapangan membutuhkan kalian. Itu jadi kepastian,” kata Oliver Bauman dalam majalah resmi TSG 1899 Hoffenheim, Spielfeld, seperti dikutip Football5Star.net dari Sportbuzzer.
Bagi Baumann, bukan hanya kehadiran fisik para fan yang dibutuhkan tim, melainkan suara dukungan mereka sepanjang pertandingan. Suara bising mereka memang jadi tonik untuk para pemain Hoffenheim. “Lagi pula, PreZero Arena bukanlah perpustakaan,” ujar kiper ketiga di timnas Jerman tersebut.
Protes Keras Ultras Hoffenheim
Aksi boikot dilakukan dua kelompok ultras TSG 1899 Hoffenheim, salah satunya The Young Boyz 07. Mereka memprotes tindakan sewenang-wenang petinggi klub yang memecat Direktur Olahraga Alexander Rosen. Bagi mereka, Rosen adalah sosok penting dan tak pantas didepak dari posisinya.
Di samping itu, mereka kecewa karena manajemen Achtzehn99 antikritik. Mereka menyita dan melarang semua spanduk yang bernada menyerang manajemen. “Reaksi itu berlebihan dan tak pada tempatnya. Itu menunjukkan bahwa kritik terhadap klub dan orang tertentu tak ditoleransi di Hoffenheim,” urai The Young Boyz 07 di laman resminya.
Atas tindakan sewenang-wenang itu, mereka pun memutuskan boikot tanpa batas waktu. Hasilnya, pada laga melawan Holstein Kiel, hanya ada 18.503. Padahal, PreZero Arena berkapasitas 30.150 penonton. Kedua kelompok ultras juga menolak ajakan diskusi jika manajemen belum mengembalikan semua material yang dirampas, termasuk akreditasi.
Selain itu, mereka juga enggan menghadiri undangan diskusi karena menilai orang-orang yang akan ditemui nanti adalah para pembohong. Bagi ultras Achtzehn99, boikot yang dilakukan ini terpaksa dilakukan untuk memberi manajemen pelajaran sehingga berubah sikap dan lebih akomodatif terhadap kritik.