ARTICLE AD BOX
Football5Star.net, Indonesia – Kai Havertz tampil memukau bersama Arsenal pada awal musim ini. Dalam 9 laga di semua ajang, dia sudah mengemas 5 gol. Di Premier League, dia mencetak 3 gol dalam 6 pertama. Itu modal sangat baik. Musim lalu, pada pekan yang sama, dia gagal mencetak gol, tapi mengakhiri musim dengan 13 gol.
Performa apik Havertz itu membuat manajer Mikel Arteta semringah. Dia menilai pemain asal Jerman itu sudah menunjukkan kekuatan mentalnya. Hal itu juga membuat Arteta yakin Havertz akan dapat diandalkan untuk jadi pendulang gol The Gunners dan mencetak 20 gol dalam semusim.
“Pertama-tama, itu karena dia memang bagus. Dia juga sangat menginginkan hal itu dan karena dikelilingi para pemain bagus. Fakta dia telah melewati momen-momen sulit membuat dia jadi lebih baik, baik sebagai pemain maupun pribadi,” urai Mikel Arteta soal Kai Havertz seperti dikutip Football5Star.net dari laman resmi Arsenal.
Arteta menambahkan, “Dia jelas-jelas punya semua kualitas dan punya ambisi untuk itu (mencetak 20 gol semusim). Pada akhirnya, mencetak gol kadang kala ditentukan detail-detail sangat keil dan banyak hal harus mendukung Anda. Namun, dia dan pola pikirnya sudah berubah banyak soal itu. Saya yakin dia punya kemampuan itu.”
Keraguan untuk Kai Havertz
Keyakinan Mikel Arteta itu tentu saja tak terlepas dari perkembangan Kai Havertz selama tahun ini. Pada akhir musim lalu, Havertz mampu mencetak 9 gol dalam 14 pertandingan. Ditambah 5 gol dalam 9 laga musim ini, eks pemain Bayer Leverkusen menunjukkan stabilitas permainannya.
Meskipun demikian, keyakinan Arteta juga jadi tantangan tersendiri bagi Havertz. Bukan apa-apa, sepanjang kariernya, hanya sekali dia mampu mencetak 20 gol dalam semusim. Itu dilakukan saat membela Leverkusen pada musim 2018-19. Kala itu, dia mengemas 17 gol dalam 34 laga di Bundesliga dan 3 gol dari 6 pertandingan di Liga Europa.
Rekam jejak itu pula yang membuat Havertz tetap diragukan. Gary Lineker dan Alan Shearer terang-terangan menyebut hal itu. “Bagi saya, satu-satunya kelemahan adalah dia tak terlihat sebagai sosok striker yang bisa mencetak 25 atau 30 gol dalam semusim,” ucap Lineker.
Lebih lanjut, Lineker menyebut Havertz juga masih terlalu sering menyia-nyiakan peluang. Itu jadi kelemahan mendasar bagi seorang ujung tombak. Meskipun demikian, top scorer Piala Dunia 1986 itu mengakui sang pemain menunjukkan kemajuan berarti dalam berbagai aspek permainannya belakangan ini.