ARTICLE AD BOX
Football5Star.net, Indonesia – Sepak bola adalah olahraga yang kaya akan istilah. Salah satunya adalah Fergie Time. Istilah ini merujuk pada waktu tambahan yang diberikan wasit saat Manchester United di bawah asuhan Sir Alex Ferguson tertinggal. Red Devils kemudian akan mencetak gol dan bahkan memenangi pertandingan.
Merujuk pada buku How to Think Like Sir Alex Ferguson: The Business of Winning and Managing Success karya Profesor Damian Hughes, istilah Fergie Time ini berawal dari laga Man. United vs Sheffield Wednesday pada 10 April 1993. Saat itu, kedua tim imbang ketika waktu menunjukkan menit ke-90.
Laga di Stadion Old Trafford itu tak langsung berhenti. Wasit Mike Peck membiarkan pertandingan berlangsung 7 menit lagi sebagai injury time. Nah, pada menit ke-6 iinjury time, Steve Bruce mencetak gol kemenangan Red Devils. Sebelumnya, dia pula yang menyamakan skor pada menit ke-86.
“Sejak saat itulah, setiap kali United mendapatkan injury time dengan jumlah waktu yang lama, itu akan terngiang di kepala orang-orang dan mereka berkata, ‘Oh, United lagi-lagi mendapatkan banyak Fergie Time,'” kata Duncan Alexander dari Opta Sports seperti dikutip Football5Star.net dari buku karya Damian Hughes.
Efek Psikologis
Fergie Time disimbolkan dengan keberadaan Sir Alex Ferguson yang berdiri di pinggir lapangan sambil mengetuk-ngetuk arloji di tangannya saat memasuki menit ke-90. Istilah ini kian menancap di ingatan banyak penggila sepak bola setelah Manchester United menang 2-1 atas Bayern Munich pada final Liga Champions 1998-99. Dua gol Red Devils tercipta pada injury time!
Kepada Damian Hughes, Sir Alex mengaku sengaja melakukan hal itu karena efek psikologis yang ditimbulkan terhadap lawan, bukan untuk memotivasi para pemainnya. “Melihat saya mengetuk jam tangan dan menggerakkan tangan, lawan akan ketakutan. Mereka akan langsung berpikir sepuluh menit lagi akan ditambahkan,” ujar Sir Alex.
Dia lebih lanjut menambahkan, “Semua orang tahu bahwa United punya bakat mencetak gol di akhir pertandingan. Melihat saya menunjuk jam tangan saya, lawan kami akan merasa mereka harus bertahan melawan kami melalui periode waktu yang bagi mereka terasa seperti selamanya.”
Konsep Fergie Time, menurut Sir Alex, akan membuat lawan merasa terkepung dan tersiksa batin. Mereka paham Manchester United tak pernah menyerah dan tahu persis Red Devils adalah ahlinya dalam membuat drama pada akhir pertandingan. Ketakutan itulah yang akhirnya membunuh mereka sendiri.
Bukan yang Terbanyak
Satu hal yang menarik, berdasarkan hasil riset terbaru Opta Sports, khusus di Premier League, istilah Fergie Time sebetulnya tidak tepat. Pasalnya, bukan Manchester United atau tim asuhan Sir Alex Ferguson yang paling sering mencetak gol saat laga memasuki menit ke-90 dan injury time.
Klub yang paling sering mencetak gol pada menit ke-90 dan injury time di Premier League justru Liverpool. Menurut Opta, The Reds membuat 44 gol pada periode tersebut. Berikutnya, ada Arsenal dengan 33 gol dan Tottenham Hotspur dengan 32 gol. Adaapun Man. United ternyata hanya mencetak 30 gol.
Sir Alex pun bukan yang teratas soal kemenangan berkat gol pada injury time. Sepanjang kiprahnya di Premier League, manajer asal Skotlandia itu hanya meraih 16 kemenangan. Dia kalah dari David Moyes dan Arsene Wenger yang sama-sama meraup 21 kemenangan. Lalu, ada Juergen Klopp dengan 18 kemenangan.
Bahkan, saat Sir Alex Ferguson pensiun pada akhir musim 2012-13, Man. United bukanlah tim dengan kemenangan terbanyak yang diraih dengan gol pada menit akhir dan injury time. Ada empat tim lain yang punya koleksi lebih banyak. Mereka adalah Liverpool (24), Arsenal (18), Chelsea (18), dan Everton (17).
Man. United asuhan Sir Alex juga bukanlah tim pertama yang menang berkat gol menit akhir di Premier League. Tottenham Hotspur adalah pionirnya saat menang 2-1 atas Everton pada 5 September 1992. Gol kemenangan dicetak Andy Turner yang hingga kini tercatat sebagai pencetak gol kemenangan menit akhir termuda. Kala itu, dia berumur 17 tahun 166 hari.