ARTICLE AD BOX
Football5Star.net, Indonesia – Kebijakan Ketum PSSI, Erick Thohir, yang mendaratkan sejumlah pemain keturunan buat timnas Indonesia diklaim bikin publik puas. Menurut survei, tingkat kepuasan publik terhadap Erick mencapai 60 persen.
Memang, semenjak laga melawan Filipina di putaran kedua, timnas Indonesia terus kedatangan pemain keturunan baru. Mulai dari Calvin Verdonk yang debut vs Filipina, lalu Maarten Paes, dan teranyar Mees Hilgers serta Eliano Reijnders yang sudah jalani debut untuk Garuda.
Bahkan, Erick bersama PSSI pun baru saja mendaratkan Kevin Diks yang sudah memulai proses naturalisasinya buat timnas Indonesia. Indikator Politik Indonesia lantas melakukan survei untuk mengetahui persepsi publik terhadap kinerja Erick Thohir maupun kebijakan naturalisasi timnas. Hasilnya publik puas.
“Kami surprise karena survei ini mewakili seluruh masyarakat Indonesia, bukan hanya yang suka dan tahu dengan sepak bola. Kita juga surprise ternyata 60 persen masyarakat tahu Pak Erick ini Ketum PSSI. Sebagai sebuah cabor ini cukup hebat bahwa tahu ada Ketum PSSI namanya Pak Erick,” ujar anggota Komite Eksekutif PSSI, Arya Sinulingga.
“Artinya kinerja kami mencari pemain berkualitas itu disetujui masyarakat Indonesia. Artinya kami bekerja dengan benar. Dulu pun ada naturalisasi tapi masyarakat tidak tahu kualitas. Sekarang kami memilih pemain tidak main-main,” ucap Arya melanjutkan.
Erick Thohir Terbuka dengan Berbagai Masukan
Arya menyampaikan PSSI di era Erick Thohir sangat terbuka dengan berbagai masukan, termasuk jumlah pemain naturalisasi yang bagi sejumlah pihak dianggap terlalu banyak. Arya juga menjawab kritik bahwa PSSI dinilai menomorduakan pembinaan generasi muda.
“Ada yang bilang kami cuma fokus di timnas senior, padahal pembinaan usia muda sudah kami lakukan juga. Baru kali ini Indonesia masuk di Piala Asia AFC dari semua usia, itu artinya kita di jenjang yang benar. Kalau naturalisasi kan senior banget. Hanya sembilan negara loh, jadi kita setara dengan Jepang, Arab Saudi, Korea Selatan, dan Uzbekistan,” ucap Arya.
Tak hanya di level timnas seluruh kelompok umur, Arya mengatakan Erick juga melakukan perbaikan terhadap kualitas kompetisi liga, pelatih, hingga wasit. Arya menyampaikan jumlah pelatih di Indonesia hanya sekitar 10 ribu orang atau jauh tertinggal dibandingkan Jepang yang memiliki 90 ribu pelatih.
Pun dengan jumlah wasit Indonesia yang masih di bawah 10 ribu wasit atau tertinggal dari Jepang yang memiliki 30 ribu wasit. Arya menyebut jumlah tersebut sangat rendah jika dibandingkan jumlah penduduk Indonesia yang besar. “Jadi dari liga hingga pembinaan usia dini pun selama dua tahun kita buktikan dengan (timnas) kelompok usia kita masuk level Asia,” pungkas Arya.