ARTICLE AD BOX
Football5Star.net, Indonesia – Claudio Lotito, Presiden Lazio, melontarkan olok-olok saat dimintai opini soal keterpurukan klub rival sekota, AS Roma. Dia secara implisit tak heran dengan menyebut I Giallorossi selalu inferior terhadap I Biancocelesti sejak dirinya jadi presiden klub pada 2004-05.
“Sejak saya jadi presiden, Roma selalu berada di posisi lebih bawah. Namun, saya tidak bersaing dengan Roma,” urai Claudio Lotito seperti dikutip Football5Star.net dari Lazio News. “Saya tertarik untuk menyelesaikan masalah-masalah. Kami adalah keluarga dan saya selalu menaruh muka saya di sana. Itu sebabnya mereka semua menyerang saya.”
Tak diketahui secara persis apa yang menjadi parameter Claudio Lotito berkata demikian. Kalau dari posisi di klasemen Serie A, Roma memang selalu berada di bawah Lazio pada 5 musim terakhir. Namun, sebelumnya, dari 2004-05 hingga 2018-19, hanya 2 kali I Giallorossi finis di bawah I Biancocelesti. Itu terjadi pada musim 2010-11 dan 2011-12.
Jika ukurannya koleksi trofi, Lazio pun hanya unggul tipis. Dari 2004-05, I Biancocelesti meraup 6 trofi. Itu pun 3 di antaranya adalah Supercoppa Italiana. Sisanya, 3 kali juara Coppa Italia. Adapun I Giallorossi meraih 4 trofi dengan rincian 2 trofi Coppa Italia, 1 trofi Supercoppa Italiana, dan 1 trofi UEFA Conference League.
Tips Claudio Lotito
Secara finansial pun ternyata idem ditto. Selama kepemimpinan Claudio Lotito, pendapatan Lazio tidak pernah melampaui pendapatan AS Roma. Itu tercermin dalam laporan tahunan yang dibuat oleh lembaga keuangan Deloitte. I Biancocelesti hanya sekali berada di deretan 20 besar, yakni pada musim pertama kepemimpinan Lotito.
Sementara itu, Roma terus berada di jajaran elite tersebut hingga 2018-19. Dalam 4 musim terakhir, I Giallorossi tercatat 2 kali menembus 30 besar. Pada kedua musim itu, mereka sama-sama berada di posisi ke-24. Adapun Lazio hanya sekali mencapainya. Itu pun hanya berada tepat di posisi ke-30.
Satu-satunya keunggulan Lazio di bawah arahan Lotito adalah visi yang lebih baik. Mereka lebih tertata dengan manajemen lebih ajeg. Soal ini, Lotito mengungkapkan, “Dalam hidup, ketika mendapat tanggung jawab dari manajemen, Anda harus melakukannya sepenuh hati. Saya punya program di kepala saya agar Lazio meraih target tertentu, baik secara organisasi maupun hasil olahraga tanpa mempermalukan diri.”
Satu lagi hal yang dipegang pria berumur 67 tahun itu adalah tidak tunduk kepada para fan. Meskipun tifosi adalah lemen penting bagi klub, dia menempatkan posisinya sebagai presiden klub yang tak tunduk kepada mereka. Menurut dia, dari sudut pandang kewirausahaan, semua presiden fan sudah mati.