ARTICLE AD BOX
Football5Star.net, Indonesia – Gelandang Chelsea, Cesare Casadei mengungkapkan bahwa dia bisa pergi pada musim panas lalu setidaknya sebagai pemain pinjaman. Namun pelatih Enzo Maresca membuatnya bertahan.
Casadei musim lalu dipinjamkan ke Leicester pada paruh pertama musim dan tampil apik, mencatatkan 25 penampilan dan mencetak 3 gol. Namun dia diminta kembali oleh Mauricio Pochettino pada musim dingin karena badai cedera yang menerpa Chelsea saat itu.
Namun, pemain timnas U-21 Italia itu hanya mencatatkan total 70 menit bermain. Itu membuatnya ingin segera pergi dari Stamford Bridge pada musim panas lalu. Namun itu tidak terjadi karena pelatih baru Enzo Maresca memintanya bertahan.
“Cukup sulit di bawah asuhan Pochettino karena saya hanya tampil beberapa kali sebagai pemain pengganti. 11 pertandingan, tetapi hanya 71 menit di lapangan. Saya tidak terlalu senang. Semua orang ingin bermain lebih banyak,” ujarnya seperti dilansir Football5Star dari Football Italia.
“Setelah berbicara dengan pelatih, saya 100 persen yakin bahwa bertahan adalah keputusan terbaik.
“Maresca memberi tahu saya apa yang dipikirkannya, dan saya tidak ragu. Saya bertahan di sini tanpa mempertimbangkan kemungkinan kesepakatan pinjaman. Saya bahkan tidak memikirkan bursa transfer musim dingin.
“Saya sangat bangga bermain untuk Chelsea, dan persaingan adalah salah satu alasan mengapa saya memutuskan untuk bertahan.”
Cesare Casadei Senang Dilatih Enzo Maresca
Casadei sangat mengenal Maresca karena dia adalah pelatihnya saat bermain untuk Leicester musim lalu. Ditambah dengan Maresca, dia bisa lebih memahami instruksi karena sesama orang Italia.
“Saya sangat gembira saat melihat Maresca tiba di Stamford Bridge. Saya bukan satu-satunya yang pernah bekerja dengannya. Dewsbury-Hall datang dari Leicester. Palmer dan Lavia pernah bermain di bawah asuhannya di Manchester City,” kata Casadei.
“Pelatih sangat tegas sejak hari pertama, dan semua orang memahami ide-idenya. Menjadi rekan senegara itu sangat membantu karena bahasanya; saya dapat langsung memahami instruksi taktisnya. Namun, saya diperlakukan sama seperti orang lain. Tidak ada hak istimewa.”